07 November 2012

Bisnis kreatif model mainan dari kertas

kertas kontan Mainan replika berbahan dasar kertas yang beken dengan sebutan paper toy atau paper model kini semakin populer di Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan, semakin banyak orang yang demen membuat paper model.  

Tidak sekedar karena hobi, aktivitas pembuatan paper model ini juga bisa menambah kocek. Seperti yang dilakoni Faisal Azad yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Hobi menciptakan paper model yang ditekuninya sejak 2007 ini berhasil menambah pundi-pundi keuangannya.

Pria yang akrab disapa Salazad ini mengaku, walau tidak rutin, ada saja yang memesan pola atau paper model yang sudah jadi kepadanya. Kebanyakan pelanggannya merupakan perusahaan.

Mereka memesan desain paper model untuk pelbagai keperluan, misalnya sebagai hadiah sampai dengan maskot perusahaan.  Dalam sebulan biasanya Salazad menerima pesanan paper model sebanyak empat hingga lima desain.

Harga setiap desain paper model buatannya dibanderol mulai Rp 1 juta - Rp 5 juta, tergantung tingkat kesulitannya. Adapun omzet yang didapatnya berkisar Rp 15 juta - Rp 20 juta per bulan, dengan margin mencapai 75%.

Salazad yang juga berprofesi sebagai desainer grafis ini telah menciptakan lebih dari 100 karakter paper model. Sebagian paper model karyanya  adalah wayang, reog ponorogo, sampai tribute untuk hip-hop collective.

Untuk desain yang jelimet, ia memerlukan waktu berhari-hari untuk membangunnya menjadi sebuah replika yang mirip dengan bentuk aslinya.
Paper model ini sendiri berbeda dengan kreasi origami atau seni melipat kertas dari Jepang.

Origami hanya melipat kertas menjadi sebuah bentuk yang tidak mirip aslinya. Sedang paper model merancang sebuah model sesuai dengan desain yang telah disiapkan.

Pola itu dipotong, dilipat, dan dilem mengacu kepada petunjuk perakitan. Makanya, ada yang menyebut kerajinan ini sebagai 3D paper craft alias kerajinan tangan tiga dimensi dari kertas.

Pemain lain di bisnis paper model ini adalah Julius Perdana Purtanto di Jakarta. Pria berumur 35 tahun ini pertama kali tertarik membuat paper model sejak 1992.

Saat itu, Julius yang masih duduk di bangku SMP rajin membeli majalah Angkasa karena majalah itu sering memberi bonus replika pesawat yang bisa dirangkai menjadi paper model. Namun, Julius baru mengomersialkan karya-karyanya pada tahun 2004.

Saat ini, Julius yang berprofesi sebagai desainer grafis  bisa membuat tiga desain paper model dalam sebulan. Ia butuh waktu seminggu untuk membuat satu desain paper model. "Agak lama karena desain harus seperti aslinya," ujarnya.

Sama dengan Salazad, ia juga menerima order paper model dari perusahaan atau perorangan. Desain yang sederhana sekali biasanya dijual dengan harga Rp 2 juta. Paling mahal, pernah ia menjual desain untuk developer game di Jerman seharga Rp 15 juta. "Omzet dalam sebulan bisa Rp 20 juta," katanya.

Pemain lainnya adalah Roberto Rendi di Kudus, Jawa Tengah. Ia sudah menekuni bisnis ini sejak tahun 2010. Menurutnya, pembuatan paper model tidak mudah. Dibutuhkan kreativitas agar bisa membuat paper model menyerupai tokoh atau benda tertentu.

Untuk membuat paper model, Anda harus mengumpulkan data-data seperti foto objek paper model. Kemudian membuat layout tiga dimensinya memakai software, misalnya, Google SketchUp, yang bisa Anda unduh secara gratis.

Setelah urusan desain rampung, pola paper model siap dicetak. Setelah itu, dirakit dengan cara memotong, melipat, dan mengelem menjadi bentuk final.

 

Diposkan Oleh Marantina, Noverius Laoli di Kontan Senin, 05 November 2012 | 12:18 WIB

No comments:

Post a Comment